Rabu, 19 September 2012

MERAJUT PERAN LINTAS SEKTORAL DALAM KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalu kegiatan pembinaan dan pengembangan Unit Usaha Kecil dan Menengah menjadi program yang ngetrend hampir di semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Namun demikian ada budaya yang kurang sehat yang justru menghambat tujuan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut. Budaya yang dimaksud adalah pola pikir ego sektoral dari masing-masing SKPD yang ada.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam dinamika kehidupan birokrasi terkadang terjadi persaingan tidak sehat lintas sektoral, yang berujung pada tidak maksimalnya pelayanan kepada publik. Dampak dari persaingan tidak sehat ini membuat masyarakat jadi antipati kepada pemerintah karena ujung-ujungnya masyarakat jadi korban ketidaksehatan persaingan yang sering ditonjolkan dan dipelihara.

Tidak jarang kita dengar ungkapan-ungkapan seperti : ini lho binaaan dinas saya, coba kalau tidak ada kami,kalau dinas A seperti ini tapi kalau kami,atau ungkapan lho itu khan tugas/bagiannya dinas B bukan urusan/bidang garapan kami,  dan yang semisalnya sebagai wujud adanya perasaan paling hebat, paling bisa, dan paling bertanggungjawab. Munculnya ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan masih kentalnya semangat ego sektoral pada SKPD yang menjadi stake holder (pemangku kepentingan) kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Sebenarnya kalau kita sadari sepenuhnya, penyakit dan pola pikir ego sektoral sudah selayaknya kita tinggalkan. Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat terdapat banyak stakeholder yang terlibat.  Dari beberapa pengalaman empiris dapat ditarik pengalaman bahwa kerjasama antar stakeholder akan menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk pengembangan UKM. Untuk itu, maka program-program yang menyangkut pengembangan UKM baik yang bersifat technical asistant (TA) maupun yang non TA harus diupayakan adanya koordinasi antar stakeholder agar optimal hasilnya.
Implementasi kebijakan dalam rangka strategi pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan UKM tidak bisa secara parsial hanya bidang ekonomi permodalan saja, namun harus berorientasi secara keseluruhan atas kebutuhan UKM baik secara individu maupun kelompok, termasuk mendasarkan pada potensi sumberdaya manusianya.
Dengan melibatkan secara partisipatif dan lebih bersifat bottom up ternyata pemberdayaan diri UKM telah berhasil dan pada gilirannya secara intergral mampu memberikan dampak bagi perkembangan perekonomian yang lebih luas.

Unit Pengolahan Kelapa Terpadu “SUN COCO” Menjadi Pilot Project  Profil UKM Perajut Ukhuwah Lintas Sektoral
Unit pengolahan Kelapa terpadu SUN COCO sebagai suatu unit usaha berbasiskan pemberdayaan masyarakat milik desa Petanahan bisa dijadikan sebagai gambaran kecil bentuk Unit Usaha yang menyatukan dan melibatkan berbagai sektor dalam kegiatannya.
Unit pengolahan Kelapa terpadu SUN COCO merupakan suatu Unit Usaha yang mengolah, menampung, dan menjual berbagai produk turunan dari buah kelapa yang meliputi : Nata De Coco, minyak VCO, Minyak goreng HCO, Arang Tempurung, Liquid Smoke (asap cair), Serabut kelapa (coco fiber), serbuk sabut kelapa (cocodust/cocopeat),  pupuk organik.
Sebagai unit usaha yang mengolah hasil tanaman perkebunan/pertanian maka tidak heran jika SKPD seperti Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanak), Dinas Kehutanan dan Perkebunen (Dishutbun), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) terlibat di dalamnya. Berbagai program kerja serta kegiatan yang bersinergi dengan kegiatan pengolahan kelapa terpadu Sun Coco seringkali diadakan serta difasilitasi oleh ketiga SKPD tersebut seperti Pelatihan, penyaluran bantuan/sarana prasarana, dan berbagai pendampingan dan kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan.
Sebagai lembaga yang berbasiskan pemberdayaan masyarakat Unit Pengolahan Kelapa Terpadu sun coco mempunyai petani/pengrajin binaan yang menyebar di wilayah desa Petanahan bahkan melebar ke wilayah-wilayah desa ataupun kecamatan lain. Tidak heran jika “Sun Coco” sering latah disebut koperasi sun coco yang disebabkan karena jalinan keterikatan yang baik antara para pengrajin dengan Pengurus/Unit Usaha Pengolahan Kelapa Terpadu SUN COCO.
Sebagai wujud kepedulian terhadap keberlangsungan usaha serta dalam rangka berpartisipasi ikut serta meningkatkan Pendapatan Asli Desa (dengan tanpa mengesampingkan unsur pemberdayaan masyarakat), Unit Pengolahan Kelapa Terpadu “Sun Coco” berdasarkan kesepakatan para pengurus, tokoh masyarakat dan Perangkat desa, dan BPD disepakati menjadi bagian dari BUMDes Desa Petanahan dan menjadi milik desa Petanahan. Oleh karenanya tidaklah heran jika SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BAPERMADES), juga dilibatkan dalam kegiatan usaha pengolahan kelapa terpadu ini.
Sebagai Unit Usaha yang menghasilkan berbagai produk-produk yang siap dipasarkan, “SUN COCO” sangat membutuhkan dukungan dari instansi-instansi yang terkait dengan kegiatan pengembangan usaha seperti periklanan/pemasaran produk, perijinan serta pengawasan produk-produk hasil olahan Sun Coco. Oleh karena itu “SUN COCO” berusaha menggandeng beberapa SKPD seperti : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kominfo, Dinas Kesehatan, Dinas Perijinan Terpadu dan sebagainya. Alhamdulillah usaha tersebut membuahkan harapan yang lebih besar bagi kemajuan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dipelopori Unit Pengolahan Kelapa Terpadu “Sun Coco”.
Harapan “SUN COCO” kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam Unit Pengolahan Kelapa terpadu benar-benar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan pendapatan asli desa dan bisa menghasilkan berbagai produk-produk unggulan yang bermanfaat baik bagi desa petanahan maupun Kabupaten KEBUMEN secara umum.
Oleh karena itu marilah kita hilangkan sikap ego sektoral jika ingin sukses menjalankan amanah negara dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Seluruh sektor dalam sendi-sendi kehidupan yang merupakan urat nadi rakyat harus berjalan seiring, bersinergi dan saling bekerjasama. Jangan ada  merasa paling hebat, paling bisa, dan paling bertanggungjawab. Semua hal bisa dikeroyok dengan perpaduan kerjasama antar-sektor dan antar-SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). “Jangan hanya diri kita yang kita urus, kita ajak juga yang lain, supaya kita bisa saling berintegrasi.”

Semoga NYIUR TETAP MELAMBAI di Bumi Pertiwi.
Semoga “Sang Lambang Pramuka” benar-benar bisa dibuktikan manfaatnya yang serba guna.
Dan Semoga kemajuan menjadi milik kita bersama....................

LET'S HAVE HEALTHY LIVING HABITS WITH "SUN COCO"

It’s time to cook with  "SUN COCO" Healhty Cooking Oil (Healthy Coconut Oil)

Manufacturing Process
SUN COCO Healthy Coconut Oil (HCO) is made from Virgin Coconut Oil which has been eliminated taste and smell of coconut, filtered and purified without the high heat, no hydrogenation and no additional chemicals.

SUN COCO cooking oil is produced by The Integrated Processing Unit “SUN COCO” BUMDes Petanahan, Petanahan village, subdistrict Petanahan of Kebumen, Central Java.
Benefits of cooking oil "SUN COCO"
Virgin coconut oil (VCO) is known as “Energy Fat” because it requires fewer calories than other fats or oils which are processed in the liver, because VCO is converted directly into energy.

SUN COCO cooking oil does not cause free radicals and Trans Fatty Acid. Trans fat can lowered the levels of HDL (good) cholesterol and raise the levels of LDL (bad) cholesterol  in our body significantly, making blockage and hardening of the arteries.

SUN COCO cooking oil contains medium chain saturated fats (MCT) which is dominated by the lauric acid useful for quick energy, kill viruses, bacteria and protozoa.
Different with cooking oils in general that contain Long Chain Trigleseride (LCT) and poorly soluble in blood, the MCT relatively easy to digest (water soluble) in the body so it is healthy to eat.
Which determines whether or not a cooking oil for health is the content of Medium Chain Saturated fat. Long-chain fatty (Long Chain trigliseride / LCT) requires secretion of biliary gland to dissolve in the blood while medium chain (Medium Chain trigliseride / MCT)  that are classified as saturated fats, can be digested without the help of bile.

Therefore SUN COCO Cooking Oil is very healthy for the use of family needs moreover it contains natural antioxidants

The benefits of cooking oil "SUN COCOas mentioned above are:
Contains natural antioxidants
Made from Virgin Coconut oil which processed without heating
Non-cholesterol
Besides "
SUN COCO" Healty Cooking Oil also:
• More economical and delicious
Safe be used up to 7 times frying

Reservations contact: BUMDES Petanahan - Integrated Coconut Processing Unit "SUN COCO"
C.P. :  085291111586 (Setya Widada)


    
          
OVERVIEW OF BUMDES PETANAHAN

Background of Establishment
The founding of BUMDes SUN COCO at Petanahan Village not separated from the Cooperative of Integrated Coconut Processing "SUN COCO" which was formed on June 5, 2010.
As the village concern of sustainability the Bussiness Unit of Integrated Coconut Processing SUN COCO; the village government on Friday, March 16, 2012, held meetings, attended by village officials, BPD, and the entire board and its board of SUN COCO Cooperative counselors/advisors with decision the establishment of  SUN COCO BUMDES through Perdes No. 1 Year 2012 on the pretext of securing assets groups into village assets, simplified management, contributing to revenue villages (PADes), and more effective supervision towards the running business.
Line of Business
Integrated Coconut Processing: Nata de Coco, VCO, HCO Cooking Oil, Coco Fiber, Coco Dust / Coco Peat, Charcoal Shell, Liquid Smoke (Liquid Smoke), Organic Fertilizer

Milling: Profit sharing of Flour-bean Milling Machine Utilization with milling business community.
Development Plan
In the future, Sun Coco BUMDes expected to become an institution optimize its economic potential sources in the village, such as Market and Village Store, Village Tractor and distributor of the products / craftsmen in Petanahan village to increase revenue villages (PADes).

Management:
Commissioner: Head of Village, President Director: Amin Sudasi, SE, Vice President Director: KH Ahmad Mansyur, S.Ag. ManagerSetya Widada, Secretary: Andi D.M. Head of Finance: H. Riyanto, 2. Maftukhin

Marketing Agent :

Jakarta         : Warkhan

Kalimantan : Hulian Bargo
Semarang    : Selvia Dewi
Rembang    : M. Noor
Temanggung  : Nur Wahyu Eldafita
Denpasar   : I Wayan Wardi
Kebumen : Koperasi Kebumen Maju Bersama
SELAMAT DATANG DI BLOG DESA PETANAHAN, SELAMAT BERBAGI DAN MENIKMATI TOUR ANDA, SEMOGA BERMANFAAT